Arie Wibowo

Sesungguhnya TUHAN telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan segala jenis rupa, warna, budaya dan bahasa sebagai sebuah anugerah kehidupan. Menjalinkan suku, bangsa, rupa, warna, budaya dan bahasa adalah cita kehidupan mulia sampai manusia kembali kepada Nya dengan segenap kemanusiaannya. Mari Menyambung cita, cinta karsa dan karya.......

Friday, January 09, 2009

Aku Tak Mampu Lagi

Aku tak mampu lagi bertutur
Untuk mengungkapkan kepedihanku
Aku tak mampu lagi menangis
Untuk menyiratkan kepilua
Aku tak mampu lagi bersuara
Untuk mendengungkan kesedihanku
Aku tak mampu lagi melihat
Untuk menatap kecemasanku
Aku tak mampu lagi berdiri
Untuk sekedar tegak meratapimu
Aku tak mampu lagi berbisik
Untuk menyampaikan kegundahanku
Aku tak mampu lagi terpejam
Untuk membayangkan deritamu
Aku tak mampu lagi merasa
Untuk sekedar menahan pedih
Wahai saudaraku
Nun jauh di palestina
Beratapkan asap mesiu
Beralaskan simbah darah
Bersandarkan desingan peluru
Berselimutkan cemas yang membara
Aku sungguh tak rela
Atas apa yang menimpamu
Sampai kiamat pun ku tak rela
Mereka memperlakukanmu semaunya

Wahai setan-setan laknat yahudi celaka
Nantikan pembalasan kami esok atau lusa
Akan kami hinakan dirimu didunia hingga neraka

Monday, November 24, 2008

AKU

Aku adalah angin
Yang berhembus
Tak kenal gerak dan diam
Meniupkan kesegaran kehidupan
Menyapu debu-debu kehinaan
Bertiup bebas kepelosok jiwa

Aku adalah api
Yang menyala
Tak kenal kecil dan besar
Memanaskan gelora semangat tak pernah padam
Melumatkan keputusasaan
Membakar semua spirit nurani

Aku adalah air
Yang mengalir
Tak kenal luas dan sempit
Menyejukan dahaga jiwa
Membasahi kering kerontangannya makna
Deras memberi arus penghayatan

Aku adalah tanah
Yang terhampar luas
Tak kenal tandus dan subur
Membentangkan harap yang tak terkira
Melapangkan jalan bagi kebersamaan
Seluas cakrawala memandang

Aku adalah langit
Yang berarak
Tak kenal cuaca dan musim
Meninggikan harkat dan martabat kemanusiaan
Menuansakan pelangi perbedaan
Memberi atap bagi setiap insan

Aku adalah matahari
Yang menyinari
Tak kenal gelap ataupun terang
Memendarkan cahaya kebahagiaan
Mengilaukan setiap hati
Menerangi seisi nurani

Aku adalah bulan
Yang menghadirkan malam
Tak kenal sabit dan purnama
Melindungi hari dengan kedamaian
Memberi arti dari kegulitaan
Memberi hakikat dalam pekat


Begitulah Aku…semoga………

Duren sawit 00.38 ; 241108

Tuesday, August 19, 2008

MERDEKA !

Aku mendengar orang berteriak Merdeka
Sambil mentulikan anak bangsa
Mengendap-endap
Merampas hak – hak
Mencuri dan manipulasi

Aku melihat oran berkata Merdeka
Sambil menjajah hak-hak kaum papa
Menggusur, mengusir dan memotong jalur rizki

Setiap kali aku mendengar dan melihat orang berkata Merdeka
Diriku selalu betanya
Dalam diam-diam yang gelisah
Kemana saja larinya nurani
Ketika Merdeka masih berdampingan dengan kebiasaan mencuri dan manipulasi
Ketika Merdeka masih bersahabat dengan penggusuran, pengusiran dan pemotongan jalur rizki
Ketika Merdeka adalah perebutan kekuasaan yang tidak pernah usai atas beragam nama
Ketika Merdeka adalah berperang dengan sesama anak bangsa atas nama demokrasi dan politik
Ketika Merdeka adalah bebas dari kehidupan miskin keluarga dengan merampas yang bukan haknya
Ketika Merdeka adalah kesejahteraan tanpa batas dengan jurang kemiskinan tanpa kendali
Ketika Merdeka adalah pembunuhan karakter dan nyawa orang-orang yang berani
Ketika Merdeka adalah kebobrokan moral yang di banggakan
Ketika Merdeka adalah kegagalan memberdayakan rakyat
Ketika Merdeka adalah kebodohan dan pembodohan

Dimana lagi tempat yang layak bagi kata Merdeka kini

Apakah masih relevan kata Merdeka itu kini terucap

Ternyata kita belum juga MERDEKA !

Monday, July 07, 2008

Display Image


Beberapa waktu yang lalu, seorang kawan menempatkan salah satu fotonya di ‘display image’ Yahoo messenger nya. Sebenarnya tidak ada yang aneh dan perlu di diskusikan dengan ‘display image’ itu. Karena memang sudah menjadi kebiasan para YM Manager, begitu saya sering menyebutnya untuk teman-teman yang setia on line di Yahoo Messanger.

Beragam ekpresi dan gaya biasanya ditampilkan dalam ‘display imege’ tersebut.
Dari yang ekspresif penuh jiwa seni, sampai yang konyol dan lucu.
Ada yang memajang foto anak-anaknya, keluarganya bahkan keponakannya.
Ada juga yang memajang foto orang tuanya, atau sekedar sebuah bunga, binatang atau yang paling sering biasanya foto-foto perjalanannya ketempat-tempat terkenal di dunia.

Ada yang berfoto dengan latar belakang Patung Merlion Singapore, Gedung Opera di Sidney, Patung Liberty di Amrik, Menara Kembar Petronas Kuala Lumpur, Gajah Putih di Bangkok, sampe di tengah Gurun Afrika.

Tapi semua ‘display image’ itu sebenarnya aku anggap biasa-biasa saja, meski ada juga perasaan….asyik juga ya..bisa ketempat-tempat kesohor dunia itu. Hal ini khan menandakan sang pemilik gambar sudah pernah menginjakkan kaki ke tempat –tempat tersebut.

Namun ada sebuah ‘display image’ yang membuatku selalu tertegun dan penuh ambisi ingin juga seperti orang tersebut, mengunjungi tempat yang menjadi latar belakang ‘display image’ nya

Display image itu tidak lain adalah sebuah masjid di daerah Mekah Al Mukaramah dan sebuah bangunan pertama di muka bumi…ya…Ka’bah Baitullah namanya.

Dua latar belakang itu adalah representasi bahwa orang tesebut pernah pergi Haji atau setidaknya Umrah.

Serasa, ingin rasanya diriku juga ada disana. Menghadiri undangan Nya.
Sambil berkata... Labbaik..Allahumma Labbaik....

Gerimis hati ini jika membayangkan, diriku berdiri lunglai di pelatarab rumah Mu..
Kemudian membanyangkan didepan itu perkasanya Ibrahim, teguhnya Hajar, setianya Sarah dan berani Muhammad membela dan menjaga rumah Mu.
Kemudian sekelabat tersamar, para salafushsholih hilir mudik beibadah di rumah Mu.

Ya ALLAH....izinkan dalam sisa-sisa hidupku ini
Untuk segera memenuhi panggilan Mu
Mudahkanlah semuanya

Labbaik...Allahumma Labbaik.......

Tuesday, June 24, 2008

ANUGERAH MU



ya Allah..
Anugerahkanlah aku
kelembutan hati
kejernihan berfikir
kesabaran karsa
kelapangan dada
kegeloraan semangat
kekhusyu'an beribadah
keteguhan iman
kekuatan fisik
ketajaman akal
kepekaan nurani
kebersahajaan hidup
kebeningan bathin
kesucian jiwa
ke 'iffah an diri
keberkahan rizki
kemuliaan amal
kecukupan ambisi
ke akhiran hidup yg baik
kehidupan akhirat yg sempurna

amin

Thursday, February 28, 2008

Stamboel Rinduku

Rinduku yang kian menggelegak
Pada kenangan lama yang mencetak biru diriku
Pada rasa yang terbenam indah dalam kesan
Pada perjalanan hidup yang mengharu biru
Pada segala suasana yang menenangkan jiwa
Pada sejuk temaram belaian sayang dan harapan
Pada lembutnya kasih yang merona sanubariku

ALLAH….
Dahulu Kau titipkan diriku padanya
Kini ku titipkan mereka pada Mu
Meski rasa tak pantas ku meminta pada Mu
Hanya kebajikan yang pernah kulakukan sebagai garansi titip pada Mu

Segala daya kebaikan yang pernah kulakukan
Adalah bekas-bekas sentuhan yang mereka tanamkan padaku
Kumohon dan kuharap dengan segala kerendahan diriku
Jadikanlah itu penambah kebajikannya agar Kau sayangi mereka

Dititik kehidupan ini
Rinduku yang terpendam dalam pada kedua ayah ibuku
Memuncak dan membuncah menjadi sebuah asa
Kumpulkan kami semua dalam syurga Mu….

Ayah…Ibu
Aku rindu padamu
Rindu pada kasih sayangmu yang tak pernah hilang
Rindu pada lembutnya sentuhanmu padaku
Rindu pada jiwa dimana diriku dapat bersandar walau sejenak
Rindu pada lapangnya jiwamu mendengar keluh kesahku
Rindu pada tetes airmata bahagiamu
Rindu pada kesabaranmu menjalani hidup
Rindu pada kesederhanaanmu
Rindu pada ibadahmu yang tiada henti
Rindu pada kejujuranmu pada hidup & kehidupan
Rindu pada masakanmu
Rindu pada ocehan dan omelan sayangmu
Rindu pada tidur-tidur malam gelisahku
Rindu pada perhatianmu yang tulus tak berujung
Rindu pada semangat hidupmu
Rindu pada caramu melihat kehidupan
Rindu pada segala apa yang ada didalam dirimu

Aku rindu……………

Tuesday, April 24, 2007

Aku Tidak Memilih Menjadi Insan Biasa

Aku tidak memilih menjadi insan biasa
Memang hakku untuk menjadi luar biasa
Aku mencari kesempatan bukan perlindungan.
Aku tidak ingin menjadi warga yang terkungkung
Rendah diri dan terpedaya karena dilindungi pihak berkuasa
Aku siap menghadapi resiko terencana,
Berangan-angan dan membina untuk gagal dan sukses

Aku menolak menukar insentif dengan derma
Aku memilih tantangan hidup daripada derma
Aku memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin,
Kenikmatan mencapai sesuatu, bukan utopia yang basi.
Aku tidak akan menjual kebebasanku
Tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma,
Aku tidak akan merendahkan diri
Pada sembarang atasan dan ancaman.

Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, megah dan berani
Untuk berpikir dan bertindak untuk diri sendiri.
Untuk meraih segala keuntungan hasil kerja sendiri
Dan untuk menghadapi dunia dengan berani dan berkata:

"ini telah kulakukan!"

Segalanya ini memberikan makna seorang insan

(Den Alfange)


Dear all...puisi ini sangat memberi bekas pada kebanyakan orang didunia dan juga saya. Jika anda membaca, meresapi dan menghayatinya secara mendalam, pasti akan juga menemukan bekas yang juga dirasakan banyak orang. Mari..sharing bersama....