Arie Wibowo

Sesungguhnya TUHAN telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan segala jenis rupa, warna, budaya dan bahasa sebagai sebuah anugerah kehidupan. Menjalinkan suku, bangsa, rupa, warna, budaya dan bahasa adalah cita kehidupan mulia sampai manusia kembali kepada Nya dengan segenap kemanusiaannya. Mari Menyambung cita, cinta karsa dan karya.......

Wednesday, January 10, 2007

HIJRAH

Jangan salah tangkap dulu ..ini bukan cerita seperti dalam sirah Nabawiyah atau dalam rangka memperingati tahun baru Islam, tapi ini cuma sebuah istilah yang baru – baru ini kami lakukan.

Ya….kami sekeluarga akhirnya bertemu dengan pekerjaan yang menguras seluruh energi lahir dan bathin, PINDAH RUMAH euy….atawe Hijrah deh bahasa gawulnya.
Sejak akhir Desember kemarin, kami disibukan lebih tepatnya direpotkan dengan wira-wiri dan nge pack-nge pack barang yang harus kami bawa untuk prosesi pindah rumah yang terus – terang saja merontokan energi lahir dan bathin yang cukup banyak.

Bayangkan, Ibrahim dan Hilma yang sedang asyik-asyiknya sekolah harus rela meninggalkan sekolah favoritnya, padahal baru satu semester si Hilma disana dan baru satu tahun Ibrahim sekolah.
Kemudian, berkoli-koli buku edukasi anak-anak, buku-buku kuliahku dulu semasa S1 dan S2 ku, buku-buku kuliah S1 dan S2 si Bunda, koleksi buku agama, sosial, politik dan popular menjadi gunung-gunung yang melihatnya saja membuat kepala langsung pening dan badan lemas. Ditambah kertas-kertas dokumen, artikel, koran, kumpulan resep, kertas iklan beraneka rupa, sampai struk belanja dan voucher macam-macam menambah mual rasanya perut ini untuk membereskannya.
Satu lagi..lautan mainan anak-anak, dari mobil-mobilan, boneka-bonekaan, mainan besi, alumunium sampai yang plastik makin membuat sempurna kepuyengan itu.
Kalau perabot…tidak ada yang istimewa dan merepotkan, paling-paling cuma satu lemari 3 pintu, baby locker, rak-rak buku, meja computer dan lain-lain ( banyak juga yach…)

Alhasil…..2 meja kerja dan 1 unit meja belajar terpaksa kami tinggalkan, untuk mengurangi beban pengangkutan dan lebih tepatnya beban dikepala..

Memang , sebelum ini kami tinggal sementara (ngontrak bahasa kerennya) sebagai kontraktor didaerah Depok, kawasan yang cukup asri masih banyak pepohonan segar di sana. Keputusan tinggal sementara itu diambil karena ingin mendekatkan rumah dengan aktivitas Bunda yang sedang figth menyelesaikan Master dan profesinya. Supaya lebih dekat ke kampus dan cepat sampai rumah biar bisa segera mengurus anak-anak. Disamping aku juga relative lebih dekat ke kantorku di Bogor.

Namun setahun sudah, hampir tiba masa aktif dan tenggang kontrakanku, ditambah kepindahan pekerjaanku ke daerah cakung, dan sudah hampir selesainya kuliah profesi istriku, akhirnya keputusan harus diambil, kebijakan harus di buat dan kenyataan harus dijalani. Kami PINDAH lagi kerumah lama kami yang lebih permanent di daerah Duren Sawit. Rumah yang dulu kami tinggali dan sempat kosong kini kami kembali lagi.

Yach…..akhirnya kami kembali lagi ke Duren Sawit. Dengan segala konsekuensi HIJRAH yang tadi dah diceritakan.
Terhitung sejak tanggal 23 an Desember kami menyicil barang-barang ke rumah di Duren Sawit, alhamdulillah….adik-adik yang biasa ikut pengajianku membantu all out mengangkut dan memindahkan barang-barang ini.

Setelah barang terangkut, masalah timbul kembali bagaiamana merapihkan rumah yang dipenuhi barang-barang seperti kapal pecah ini. Alhamdulillah..lagi-lagi adik-adik pengajianku ikut membantu merapihkannya, mengangkat tempat tidur dan lemari 3 pintu ke lantai atas adalah pekerjaan yang menguras jiwa dan raga selesai juga.

Dan hari Ahad lalu, dengan segala keadaan rumah yang masih berantakan dan belum rapih, kami HIJRAH secara resmi menempati rumah baru kami. Meskipun dengan kondisi yang….yah…sabar aja deh…buku masih bertebaran di seantero ruangan, mainan anak-anak masih di karung-karung plastik, rak-rak buku yang masih harus ditata, tapi tak apalah yang penting dah HIJRAH, tinggal finishing touch aja.

Semoga HIJRAH ini juga memberi warna HIJRAH yang lebih baik dari sebelumnya.
Bukan sekedar HIJRAH MAKANI tapi juga HIJRAH MAKNAWI dalam kehidupan keluarga kami.

Ya Allah..
Padamu aku bersimpuh..
Bimbing dan tuntunlah kami sekeluarga
Untuk mendiami rumah ini dengan segala cinta Mu
Agar rumah kami
Menjadi madrasah keluarga
Menjadi halaqoh tarbiyah bagi kami semua
Menjadi salah satu masjid dan musholla Mu
Menjadi padepokan kehidupan
Menjadi pesantren sosial
Menjadi medan amal,jihad dan da’wah
Menjadi harakah perjuangan
Menjadi payung kemanusiaan
Menjadi syarikah perekonomian
Menjadi ensiklopedi, pusat ilmu dan peradaban
Menjadi bagian dari taman-taman syurga Mu

Rabbi.. ilhamkan kepada kami rasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan kedua orang tua kami, dan berilah keridhoan atas amal ibadah kami, masukanlah kami dengan rahmat Mu kedalam golongan orang-orang yang shalih.......(sebagaimana doa Sulaiaman dalam An Naml : 19 )