Arie Wibowo

Sesungguhnya TUHAN telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan segala jenis rupa, warna, budaya dan bahasa sebagai sebuah anugerah kehidupan. Menjalinkan suku, bangsa, rupa, warna, budaya dan bahasa adalah cita kehidupan mulia sampai manusia kembali kepada Nya dengan segenap kemanusiaannya. Mari Menyambung cita, cinta karsa dan karya.......

Tuesday, June 27, 2006

OCD (Obsesive Compulsive Disorder)...

Lagi berselancar ke dunia maya..aku menemukan sebuah artikel sederhana ini , yuk perhatiin......

numpang tanya ni... sekalian survey....
berapa banyak ni kita yang OCD (Obsesive Compulsive Disorder)...
ciri2nya gini:
- elu suka banget ama kerapian...
- kebersihan,
- kesimetrisan, dan merhatiin hal2 ngga penting gitu...

contohnya gini :
-sering ngga lu kalo lagi jalan merhatiin lantai supaya kakimu pas tengah2/ ngga kena garis di lantai..
-or sering kali ngga yakin (ngecheck dua kali) apa sudah matiin lampu belum ya..? or uda matiin keran belon ya...? ato kalo lagi di wc umum.. itu pintu uda gwe konci belon ya... padahal jelas2 uda lu konci...

bisa buat referensi juga yaa... :
sebenernya ada 2 tipe...
Orang dengan kepribadian OC
dan orang dengan gangguan OC , yang biasanya disebut OCD

kalo kepribadian OC..??
kepribadian OC itu masih dalam taraf normal
contoh:
orang yang suka kerapihanmenaruh barang pada tempatnyakalo gak rapi, dia ngerapi
inindikatornya sihkalo yg OC perilakunya ga sampek yg berulang kali
kalo OCD kan perilakunya berulang kali dan karakternya 'unik'seperti di pelem "as good as it gets" itu
OCD sampek matiin lampu barus 6 kali cetek2
kunci pintu harus 12 kali klak klek
itu baru OCD men....

Apakah anda OCD...??

Ups........kayaknya aku kena nih.....
sering kalo jalan ngepasin sama kotak2 di lantai lah...batas antar dinding lah...cuci tangan biasanya lebih dari sekali....
Ngunci pintu rumah bisa berulang kali....
Walah.....

Tapi jangan takut ini bisa disembuhin kok...pengalaman pribadi juga dah sadar 'keanehan' ini...dari dulu tanpa tahu namanya OCD....
Biasanya aku kalo dah mulai OCD...langsung aku rem 'keinginan' aneh itu...dan sekarang alhamdulillah..bisa atur emosi dan konsentrasi gak harus jalan di antara garis2 lantai lah..cuci tangan juga paling dua kali aja...ngunci pintu jug ..yah yakin dah dua kali cek..beres...sambil jalan aja therapy nya....

info lebih banyak ada di ;
http://www.yakita.or.id/ocd1.htm
http://www.ocfoundation.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Obsessive_compulsive_disorder
http://www.nimh.nih.gov/HealthInformation/ocdmenu.cfm

Apakah kamu juga OCD.....?beri komen dan sharing pengalaman ya


Monday, June 26, 2006

Kita membuang Rp 1,5 milyar receh setiap hari

Sekedar berbagi dari milist tetangga....

Sadarkah Anda, bahwa kita, penduduk Jakarta, setiap harinya membuang uang receh hingga mencapai 10 digit setiap harinya, ke jalanan. Mari kita berhitung. Jumlah anak jalanan di Jabodetabek saat ini berdasarkan data terakhir dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencapai angka 75.000. Pendapatan mereka seharinya bisa mencapai Rp 20.000 - Rp 30.000. Bila kita ambil Rp 20.000 dikalikan 75.000 anak, berarti kita membuang uang receh (cepek, gopek, seceng) sebesar 1.500.000.000 alias 1,5 milyar per hari!

Kita membuat mereka betah di jalan
Perhitungan matematis di atas menimbulkan satu pertanyaan ironik yang besar. Bisa jadi kitalah yang membuat anak-anak itu betah berada di jalan. Dengan mengamen, mengemis, menyapukan kemoceng di atas dashboard mobil, atau menyodorkan amplop sumbangan - satu anak jalanan usia SD bisa memiliki penghasilan yang beda tipis dengan lulusan diploma. Begitu mudah bagi mereka. Tanpa perlu capek-capek sekolah, susah-susah melamar kerja, toh hasilnya hampir sama.

Jajan, main dingdong, dan setoran
Tanpa maksud menggurui, Sahabat Anak sepakat dengan salah satu program UNICEF, yakni berhenti memberi uang kepada anak-anak jalanan. Dari sekian penelitian yang dilakukan sejumlah LSM, uang yang diperoleh anak-anak marjinal ini, sebagian besar tidak mendukung peningkatan kesejahteraan mereka. Jajan, ada di peringkat pertama; main dingdong atau permainan elektronik lainnya, menjadi pilihan kedua; terakhir, setoran ke orang tua atau inang/senior sebagai pelindung mereka di jalanan. Jadi, bocah-bocah berpenampilan kumuh ini pun tetap miskin, tetap terancam putus sekolah, dan tetap berkeliaran di jalan.

Siapkan biskuit, permen, susu kotak
Setelah memahami penjelasan di atas, keputusan dikembalikan kepada Anda semua. Mari, menjadi sahabat anak yang tidak memanjakan, tapi melakukan tindakan serta bantuan yang langsung bisa mereka nikmati. Sebagai pengganti uang receh, berikan mereka nutrisi bergizi atau barang layak pakai. Mulai sekarang, sediakan dalam tas atau mobil Anda: biskuit, permen, buah, susu kotak/botol, atau barang-barang bermanfaat lainnya - yang langsung bisa diberikan saat tangan-tangan kecil itu menengadah di dekat Anda.

Menjadi seorang SAHABAT yang menaruh kasih setiap waktu...

Monday, June 19, 2006

ANAK-ANAK SEMESTA........

Hampir usai gerimis dihatiku..mendengar cerita pilu tentang seorang bocah di Kaltim yang terkena 'peluru nyasar' aparat dan harus menjalani operasi beberapa kali di Jakarta, waktu itu aku terus mengikuti perkembangan kesehatan Iqbal begitu namanya melalui Detik.com, sempat aku kirimkan sebuah email ke redaksi detik.com atas kekhawatiran dan kesedihanku karena mendung dihati tak tahan lagi untuk tumpah menjadi gerimis yang membasahi bumi hati..berikut surat saya kepada redaksi detik.com yang sempat di psoting oleh redakasi..


Dear Redaksi...

Mencermati berita tentang ananda Iqbal menggerimiskan hati saya sebagai seorang ayah dari 2 orang anak...
Iqbal mengingatkan putri kedua saya yang seumuran dengannya, yang pada Juli nanti akan memasuki TK A menyusul kakaknya yang sudah lebih dahulu bersekolah...

Seharusnya hari ini iqbal tengah bermain dan bercanda ria dengan rekan sebayanya atau kedua orang tuanya....mengisi masa-masa emas kebahagiaannya sebagai kanak-kanak...
Namun takdir kehidupan berjalan berbeda dari umumnya....
Ia harus meregang sakit dan pilu dari sebuah proyektil yg bersarang sudah lebih dari sepekan sejak keteledoran aparat itu terjadi.....
Gerimis dihati semakin deras mendengar berita kondisi fisik Iqbal belum memungkinkan untuk menjalani operasi kedua nya....

Saya tidak kenal dan tidak memiliki hubungan sedarah dengan keluarga Iqbal, apalagi pernah bertemunya..
Namun perasaan dan jiwa seorang ayah yang membuat saya seolah -olah begitu dekat dan mengenal mereka....
Hanya do'a yang bisa saya berikan kepada Iqbal dan keluarganya...ayah - bunda nya yang kini juga berbalut luka , pilu dan nestapa...

Ya Allah...Rabbul Jalil....
Sesungguhnya Engkau maha dari segala-galanya...
Dalam ketundukan dan kedhaifan jiwa kami sebagai manusia ...izinkanlah kami meminta...
Sekedar memberi rasa dalam gulana..
Sekedar memberi sabar dalam gelisah
Limpahkanlah kesabaran dan keteguhan di kedua hati orang tua Iqbal....yang kini menjalani Ujian hidup Mu...dengan kesabaran dan keteguhan yang tiada batasnya...
Permudahlah urusannya...ringankanlah bebannya....
Wahai Zat yang menguasai segala...
Berilah kesembuhan kepada ananda Iqbal....
Agar ia dapat terus merajut masa-masa bahagia bersama rekannya, orang tuanya dan bersama zamannya.....
Agar ia dapat menjadi jariyyah..bagi kedua orang tua nya kelak ...
Hilangkanlah kesakitannya....punahkanlah penderitaanya....lenyapkanlah nestapanya.....jauhkanlah kepiluannya...

Allahu ya.......Allah.......
Sesungguhnya Engkalulah sebaik-baik pemberi dan sebaik-baik tempat kembali......

Tak ada lagi lisan yang dapat kami ucapkan
Tak ada lagi hasrat yang mungkin kami ungkapkan
Tak ada lagi tulisan yang dapat kami lukiskan
Selain Engkau memberi segala keberkahan, kebaikan dan kesembuhan pada ananda Iqbal...

Teriring doa dari kami
Ayahnya Ibrahim dan Hilma..........

Alhamdulillah....kini Iqbal sudah melewati masa-masa kritisnya dan sehat kembali, meskipun tidak dapat sesempurna seperti dulu lagi...

Namun sepekan terkahir ini, ke 'Ayah' an ku terganggu kembali oleh peristiwa tragis dan mengenaskan sekaligus menyedih harukan.....bukan hanya sekedar mendung gerimis di hati apalagi cuma mendung di jiwa,tapi....Hujan Deras dibathin ini mendengar Seorang ibu tega menghabisi ketiga anaknya....bahkan.......petir & guntur kemarahan sempat hadir dibenakku...
Ibu macam apa yang telah tega dan tanpa rasa yg telah melakukannya.....pasti bukan hanya tidak punya perasaan lebih dari itu jiwanya tlah hilang kerontang..
Berbagai asumsi dari polisi hingga psikolog mereka-rekanya...paranoid...depresi...kesetanan..dan lain-lain muncul mengemuka...
Dan yang membuat hati ini menjadi semakin miris, ternyata sang ibu tsb berasal dari keluarga baik2 bersuamikan seorang pengurus masjid..dan si ibu sendiri berpenampilan rapih..dgn kerudung...

Oh....terentak aku ternganga..
Tergagap aku menjawab realita..
Ada gerangan apa dengan mereka..
Ada musibah apa dengan kehidupan ini..
Ada nestapa apa dengan anak-anaknya


Jangan ada lagi duka untuk anak2 di persada...
Mereka adalah anak zaman....penghulu masa depan...
Biarkan mereka tumbuh berkembang bersama zamannya..
Menjadi pengukir kebaikan ..
Melintasi sejarah kebenaran...

ANAK-ANAK SEMESTA..
ADALAH ANAK-ANAKKU JUGA....
ANAK KITA SEMUA...

Friday, June 09, 2006

Setahun Yang Lalu

Setahun yang lalu...
Sosok perkasa itu melayang....
Menghampiri Rabbnya
Dengan seutas senyum menyapa...

Setahun yang lalu...
Lelaki ikhlas itu pergi....
Mengajarkan arti dan makna keikhlasan hidup
Dalam kebersamaan.....

Setahun yang lalu....
Pribadi yang begitu agung itu kembali...
Bersama sulaman amal sholeh yang dirajutnya
Kami menjadi saksinya...

Setahun yang lalu....
Aku kehilangan orang
Yang pesona kasih dan sayangnya
Menggerimiskan hati....

Karena keihklasannya...
Karena kasih sayangnya....
Membaluti hidup ini...

Hilang memang hilang
Wajahnya terus terbayang
Berjumpa di mimpi
Kau ajak aku menari, bernyanyi
Bersama bidadari , malaikat dan penghuni syurga...(song by Iwan F)

Tuesday, June 06, 2006

Jika masih boleh ber asa

Jika masih boleh ber asa
Jika masih boleh meminta
Jika sang Maha berkenan mengabulkannya
Seribu harap tak kan kurasa
Sejuta pinta tak kan kukata
Hanya satu yang kami mau
Hanya satu yang kami rindu
Hanya satu yang kami tuju

ALLAHUMMA YA ALLAH....
Kumpulkan kami bersama-sama orang yang kami kasihi ditaman-taman syurga Mu…..
Amiin.....

Depok, 23 Feb 2006

Ada sesuatu yang hilang…………

Ada sesuatu yang hilang.......
Dalam detik, menit dan jam kehidupanku kini
Membathin dan menerawang kenangan saja yang kini kubisa
Dengan segenap harap yang luar biasa
Akan dapat mengulanginya kembali
Walau hanya sekedar dialam mimpi
Itupun adalah sebuah kebahagiaan hidup yang berarti
Mengobati rindu yang menggumpal dihati
Kepada saudara-saudariku terkasih
Yang dulu pernah menjalani hidup dalam suka dan duka
Lara dan luka, senang dan bahagia, gembira dan tertawa
Dari masa ingusan hingga usia dewasa
Dalam rengkuhan dan ayunan kasih sayang orang tua
Dalam belaian dan dekapan mesra ibu bapak
Hingga menjalani hari-hari tanpa mereka
Suka dirasa bersama
Sedih ditanggung bersama
Pahit dan getir di jalani bersama
Senang dan bahagia dinikmati bersama
Bersama……………….

Kebersamaan itu kini tiada
Karena ALLAH lebih sayang kepadanya
Suratan takdir memisahkan segala
Ajal dan kematian adalah wilayah kekuasaanNya
Kami hanyalah hamba
Sekedar menerima pasrah apapun keputusanNya
Karena itulah keimanan kita

Kini hanya satu yang kami pinta

Ya ALLAH
Ampunilah mereka
Rahmatilah mereka
Jauhkanlah dari azab kubur dan neraka
Terangilah alam kuburnya
Dengan cahaya rahmat dan maghfirahMu
Kumpulkanlah kami kembali didalam syurga Mu
Agar kami dapat lagi menjalani kisah kehidupan abadi disana

Bersama……………………………………….

Jakasetia, 8 Januari 2006

Dalam kerinduan kepada kakakku

Izinkan Aku Kembali Pada Mu

Izinkan Aku Kembali Pada Mu

Rabbi…………
Betapa beratnya menata jiwa ini
Tetap tegak menatap, gagah tegap menapak
Cakrawala surgawi, lorong-lorong hidayah dan istiqamah
Selalu saja ada ilusi, bahkan halusinasi
Menjadi kabut-kabut khayal duniawi
Yang mengaburkan tatapan dan tapakan kaki lemah kami
Keringkihan yang datang menemani
Kadang pula kehampaan menerpa
Terseok aku dalam tatap dan tapak
Melintasi liku-liku hari-hari
Tak ada lagi arah
Tak ada lagi asa
Tak ada lagi purnama
Tak ada lagi jiwa
Tak ada lagi cita
Tak ada lagi …………..
Kecuali Engkau yang menguasai segala
Segala dari sekian banyak segala-galanya
Segala-galanya dari tumpukan semesta
Semestanya dari arah, asa, purnama, jiwa dan cita
Nadir dari segala, segala-galanya semesta

Rabbi ………
Izinkan aku kembali pada Mu
Agar tatap dan tapak ku
Dapat menjernihkan cakralawa surgawi
Dapat melintasi lorong-lorong hidayah dan istiqamah
Menepis ilusi dan halusinasi
Mensirnakan kabut khayal duniawi

Allahu….
Engkaulah
Segala…….
Segala-galanya…..
Semesta……….
Nadir dari hidup ini……………………….!

Bekasi, 25 Maret 05
10.32 wib
Ya Allah limpahkan pada kami kehidupan yang sederhana dan kelapangan hati

Ya...Allah....

Ya ALLAH….
Bimbinglah kami dalam menapaki jejak-jejak hidup ini
Bimbinglah hati kami
Bimbinglah jiwa kami
Bimbinglah niat kami
Bimbinglah keinginan dan hasrat kami
Bimbinglah ambisi kami
Bimbinglah keputusan hidup kami
Bimbinglah pergaulan kami
Bimbinglah angan-angan kami
Bimbinglah mimpi-mimpi kami
Bimbinglah gelora semangat kami
Bimbinglah kesadaran kami
Bimbinglah kemauan kami
Bimbinglah akal kami
Bimbinglah nurani kami
Bimbinglah amal-amal kami
Bimbinglah perasaan dan pikiran kami
Bimbinglah keseharian kami
Bimbinglah ucapan dan perilaku kami
Bimbinglah ilmu kami
Bimbinglah ibadah dan da’wah kami
Bimbinglah ruhiyah dan jihad kami
Bimbinglah segala hidup dan kehidupan kami

Agar terbebas dari kepalsuan dunia
Agar merdeka dari terali kejumudan
Agar selamat dari jebakan-jebakan nafsu angkara
Agar tak salah dalam melangkah
Agar tak bimbang dalam segala perkara
Agar tak lupa pada pesona
Agar tak silau oleh mahkota
Agar substansi mengalahkan materi dan gengsi
Agar hidup tentram dan lapang dada
Agar dapat hidup sederhana dan sewajarnya
Agar terlepas dari pura-pura
Agar hidup lebih menghamba
Agar terlahir apa adanya

Mengalir......mengalir .....bagai air..............
Berhembus...berhembus..............bagai angin............

Tak kan ada hidup dan kehidupan yang sebenarnya tanpa hidayah Mu..........

Bekasi 290305
22.09 wib

Ayah......

Ayah…
Adakah panggilan lain yang lebih mulia dan perkasa daripadanya
Balutan jalan hidupmu menyiratkan sebuah asa dan perjuangan bagiku, anakmu
Kadang tak pernah terfikir dalam hidupmu tuk lalui susah dan derita hanya untuk anakmu
Seolah penat, lelah dan lukanya hidup tak pernah jua menyurutkan langkahmu
Demi memperjuangkan hidup, hanya tuk mencapai kata bahagia
Bagi darah dagingmu , putra dan putrimu
Meski kau pun tak pernah tahu bagaimana rasanya bahagia itu ada
Yang kau tahu hanya sebuah rasa jika kelak anak-anakmu dapat merasakannya
Itu kau rasa cukup bahkan lebih dari cukup untukmu
Ayah……….
Ingin kukecup dahimu yang menghitam, diterpa ganasnya surya
Mengais-ngais berkah dari ilahi
Sekali lagi, itu semua bukan untukmu, tapi untuk darah dagingmu
Mulianya pengorbananmu, perjuanganmu..
Allah..yang kuasa….
Rahmati lelaki yang mulia ini
Berkahi sang perkasa ini
Limpahkan karunia Mu pada nya
Sinari cahaya terang kedamaian dalam penantiannya
Pertemukan kami kembali dalam surgaMu yang tak bertepi
Ayah…..
Doaku pada mu mengalir setiap waktu
Adakah ia kan cukup membalas jasamu?
Semoga ALLAH yang maha Rahman dan Rahim membalas semua kebaikan dan jasamu

Bekasi, 100305
Dalam balutan rindu pada ayahku

Rindu Yang Menjadi

Rindu Yang Menjadi

Dalam lamunan perjalanan hidupku
Mengawang jejak-jejak hidup masa silam
Pikiranpun melayang terbawa suasana kala itu
Diam-diam segumpal nostalgia bersama ayah dan bunda hadir
Merambat….pelan…..meresap……dalam………

Terbayang senyum manisnya dikala aku gundah
Terbayang tulus ikhlasnya do’a mereka senantiasa menemani setiap langkahku
Terbayang beratnya beban hidup yang mereka pikul untuk membesarkan diriku
Terpatri kuat setiap pesan dan nasehat dalam kata-kata halus dan lembut
Teringat kasih sayang yang mereka berikan tanpa batas
Kasih sayang mereka mengalir dalam darah dan urat nadi kehidupan

Rasa belum apa-apa yang aku perbuat untuk mereka
Allah ternyata lebih sayang kepada mereka
Hingga kini mereka berada disisinya

Ayah…. Ibu……………
Maafkan anakmu yang belum sempat membahagiakanmu
Ampuni kami yang tidak bisa membalas segala kebaikanmu
Kebaikan yang memang tidak akan terbalas oleh semua upaya kami
Karena tulus dan ikhlasnya engkau memberi kasih sayang kepada kami
Karena begitu luas dan besarnya jasamu yang tak bertepi
Hanya satu yang bisa kini kami berikan, seuntai do’a yang kelak memberimu rasa bahagia :

Rabbighfirli waliwalidaiya warhamhuma kama robbayani shaghira
Ya Rabbi, ampunilah diriku dan kedua orang tuaku, serta rahmatilah mereka berdua, dan berilah mereka kasih Engkau sebagaimana mereka menyayangi diriku semasa aku kecil dahulu

Hanya itu yang aku bisa
Hanya itu yang aku mampu
Hanya itu yang aku …………

Allah mendengar do’a dan kesaksianku…….!
Bahwa mereka telah memberikan segala kebaikannya kepadaku
Mereka telah mencurahkan segala kasih sayangnya kepadaku
Mereka telah menuntaskan segala kewajibannya kepadaku
Mereka telah menjadi ayah dan bunda yang sebenarnya……

Ya Allah dengarlah do’a dan kesaksianku
Ampunilah mereka, Berkahilah mereka, rahmatilah mereka
Kumpulkanlah kami kembali seperti semula dalam syurga Mu

Aku rindu mereka ya Allah, peluk dan cium untuk kedua orang tua ku di sisiNya……………

Jadikanlah rasa rindu ini sebagai bagian dari kasih sayang diriku untuknya
Sebagai rahmat yang Kau titipkan dalam relung hatiku
Sebagai pengingat segala kebaikan dan ketulusan mereka

Ayah…………Ibu……………… Aku rindu padamu


Masjid UI, 23 Juli 2002
10.58 wib dalam balutan rindu kepada ayah bundaku

Aku Masih Punya

Aku Masih Punya

Aku masih punya apa yang lebih indah dari dunia seisinya
Aku masih miliki apa yang lebih mulia dari intan dan permata
Aku masih genggam dari apa yang lebih besar dari gunung dan lautan
Aku masih dapati kebahagiaan dari tumpukan problema
Aku masih bisa tersenyum dari segala duka dan kesedihan hidup dan kehidupan yang melanda
Aku masih bisa meneteskan airmata haru biru dari kegetiran yang datang silih berganti
Aku masih punya segumpal asa dari pengharapan yang tersisa
Aku masih bermimpi dari tidur lelap dalam gelap
Aku masih berjalan dari keterseokan langkah yang berat
Aku masih hidup dari kematian kehidupan
Allahu Akbar Walillahilhamdu
Subhanallah Wal hamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar
Masih Engkau berikan semua itu kepadaku dengan limpahan nikmat darimu
Mereka…….. anak dan istriku
Merekalah keindahan yang lebih indah dari dunia seisinya
Merekalah kemulian yang lebih mulia dari intan dan permata
Merekalah karunia besar, lebih besar dari gunung dan lautan
Merekalah kebahagiaan yang tiada habisnya dari berbagai tumpukan problema
Merekalah senyum yang tulus abadi mengalir menghempas duka dan kesedihan hidup yang melanda
Merekalah airmata kehidupan yang jernih menyibak kegetiran hidup yang datang silih berganti
Merekalah gumpalan-gumpalan asa yang menyisakan harapan yang besar
Merekalah mimpi-mimpi indah masa depan dari keterlelapan tidur dalam gelap
Merekalah yang menguatkan jalanku dari keterseokan
Merekalah kehidupan……………

Allah …………..
Berikanlah kami petunjuk hidup dan bimbinganMu yang terang benderang
Karuniailah kami dengan rahmatMU yang luas tak bertepi
Berkahilah kami dengan nikmat Mu yang tak terperi
Dan kumpulkanlah kami dalam syurga Mu yang membentang melebihi langit dan bumi

Hanya pinta yang kami mampu lakukan , dalam hening penuh pengharapan

Bunda, engkau laksana nafas dan ruh dalam hidupku
Ibrahim , engkau laksana hati dalam jiwaku
Do’a ayah bagi kita semua…………………..

Mampang Prapatan, 15.37/150502

Puisiku

Puisiku


Segores puisiku ………
Luapan jiwa yang menggelora
Tautan kalbu yang menggebu
Bisikan nyawa yang bersuara
Dengungan asa yang membara
Pekikan raga yang mengudara
Dentuman semangat yang membuncah
Renungan semesta atas realita
Dzikir transendental kepada ilahiah

Segurat puisiku.........
Mewakili jiwa yang gelisah
Mewakilki kalbu yang merana dan merona
Mewakili nyawa yang berhembus
Mewakili asa yang berdenyut
Mewakili raga yang ksatria
Mewakili semangat yang menyala
Mewakili semesta yang berubah
Mewakili dzikir yang bernyanyi.....


Bekasi , 250305
23.33wib

MUHAMMAD FARIS IBRAHIM

Kutemukan sudah didasar lautan cinta istri tercinta
Permata kehidupan dalam kerang kehangatan dan rahim peradaban
Yang kini tersembul keluar dalam sosok yang menyejukkan
Dia kini hadir menghiasi semesta
Yang akan mengisi hari-hari bagi masa depan Islam

Do’a kami orangtua mu tak kunjung pudar
Dalam setiap nafas mengalir munajat kapada Ilahi
Agar kelak semesta mengerti dan merasakan adanya dirimu

Jadilah engkau Ksatria mujahid
Yang berjuang demi ilahi
Tak gentar musuh dihadapn
Tak takut celaan orang yang mencela
Semulia Muhammad dan seperkasa Ibrahim
Yang terpancar dari kejernihan fitrah hakiki

Untuk itulah kami beri nama engkau MUHAMMAD FARIS IBRAHIM

MUHAMMAD FARIS IBRAHIM

Kutemukan sudah didasar lautan cinta istri tercinta
Permata kehidupan dalam kerang kehangatan dan rahim peradaban
Yang kini tersembul keluar dalam sosok yang menyejukkan
Dia kini hadir menghiasi semesta
Yang akan mengisi hari-hari bagi masa depan Islam

Do’a kami orangtua mu tak kunjung pudar
Dalam setiap nafas mengalir munajat kapada Ilahi
Agar kelak semesta mengerti dan merasakan adanya dirimu

Jadilah engkau Ksatria mujahid
Yang berjuang demi ilahi
Tak gentar musuh dihadapn
Tak takut celaan orang yang mencela
Semulia Muhammad dan seperkasa Ibrahim
Yang terpancar dari kejernihan fitrah hakiki

Untuk itulah kami beri nama engkau MUHAMMAD FARIS IBRAHIM

Jakarta , 18 September 2001

Jakarta , 18 September 2001

Adakah lisan yang tak akan berhenti bergumam
Selain lantunan dzikir yang mengalir
Mensyukuri setiap sudut nikmat yang dirasakan
Apalagi bila harus membayangkan membalasnya
Menghitungnya saja kita tak sanggup tenaga

Tasbih dan syukur kami terpanjat dan terjalin rapih
Pada sang kekasih, Allah Rabbul Jalil
Atas segala kaharuan, kepasrahan, anugrah dan nikmat
Yang terasa tak terperikan

Allah , Allah , Allah…………..
Membanjirnya nikmat dan anugrah yang Kau titipkan dalam hidup ini
Terasa bagai danau-danau indah kehidupan
Ajari kami untuk senantiasa mensyukuri dalam setiap gerak dan langkah hidup ini

Sampan Sederhana Bernyalakan Lentera

Sampan Sederhana Bernyalakan Lentera

Mari merapat kesini, ke dermaga ilahi
Kita kayuh sampan sederhana bernyalakan lentera
Redup redam ditelan malam
Arungi laut kehidupan atasi gelombang, halau karang dan hadapi badai serta hujan
Disini bersama sampan sederhana bernyalakan lentera

Perahu besar, kapal pesiar bukan kita punya
Itu milik para tetua kita hasil keringatnya
Mari kita bangun bersama diatas kaki terbelah
Kelak jika memang rezekinya kita juga akan punya
Tapi biarlah, sementara kita mengarungi kehidupan dengan sampan sederhana bernyalakan lentera
Itu lebih terasa dan bermakna
Sautan camar dan desiran gelombang menjadi teman dan saksinya

Mari, kesini bersamaku temani hidupku mengelola gelombang , halau karang , hadapi badai dan hujan
Menuju pulau impian, dari dermaga ilahi
Didermaga ini , bersama kita mereguk bekal yang hakiki
Ikhlas menjadi niatan, Ihsan menjadi amalan
Da’wah dan jihad menjadi penopang
Akhlak, tarbiyah menjadi bangunan
Mengayuh dayung, menuju pulau impian
Yang tiada dusta dan sia-sia, ketika setiap jiwa bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
Ya …pulau itu , negeri akhirat tempat kita kembali

Mari bersama !
Mendayuh sampan sederhana bernyalakan lentera
Membangun kehidupan diatasnya
Hidup bersama tak lagi terbelah

Jika layar sampan terkoyak, jahitlah ia agar tetap indah dan berguna
Kalau kayuh ini salah melangkah tegurlah dengan ramah dan mesra
Kita kail setiap ikan yang ada, bahkan kalau bisa dengan jala
Agar bekal menuju pulau impian tetap tersedia

Besarkan anak kita diatas laut kehidupan dengan gelombang , karang , badai dan hujan
Ajari mereka berenang agar kelak tak mabuk lautan dan tegar menghadapi terpaan ganasnya alam
Kalau gelombang datang, peluk erat jemari, kita imbangi dengan tawakal dan ikhtiar
Jika karang dihadapan , kayuh dayung ini bersama, agar tak karam dihantamnya
Jika hujan datang, kita berteduh diatap-atap kepasrahan dan kesabaran

Mari berlayar dilaut kehidupan, dari dermaga ilahi, menuju pulau impian dengan
sampan sederhana bernyalakan lentera, agar jiwa tidak terbelah, bersama…..

(hadiah khitbah untuk bidadariku...)